Isnin, Disember 21, 2009

Memilih keju halal

Salam...Hai...

Anda suka makan keju? Saya suka. Biasanya keju tersebut saya makan dengan roti. Caranya kepitkan kepingan keju dengan 2 keping roti lalu bakar. Gunakan pembakar roti sandwich. Aromanya yang wangi amat menyelerakan. Setakat ni itu saja yang saya tahu nak buat dengan keju. Walaupun ada juga yang dibuat kek (cheese cake) atau piza atau dicampurkan dalam masakan spaghetti, tapi saya masih belum ada kemahiran lagi untuk membuatnya. Setakat ini sekadar tengok2 resepi dulu...belum ada masa dan keberanian untuk mencuba.

Dulu2 sebelum saya tahu ada keju yang tidak halal, saya selalu jugak beli. Tetapi semenjak rakan2 beritahu saya bahawa kebanyakan keju yang dijual adalah tidak halal, maka saya tidak berani beli lagi. Walaupun terang2 ada logo halal tapi disebabkan bukan logo halal jakim, saya simpan keinginan saya nak makan keju. Tapi haritu saya dah makan cheese kek...terlupa la.
Sebelum tu baik saya ceritakan serba sedikit sejarah keju yang saya petik dari Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Keju (dipinjam dari bahasa Portugis, queijo) adalah sebuah makanan padat yang dibuat dari air susu hewan. Hewan yang dijadikan sumber air susu biasanya adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal. Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Laut Tengah. Keju bermanfaat karena biasanya tahan lama, serta memiliki kandungan lemak, protein, kalsium, and fosfor yang tinggi. Keju merupakan bentuk pengawetan bagi air susu.

Keju sudah diproduksi sejak zaman prasejarah. Tidak ada bukti pasti di mana pembuatan keju pertama kali dilakukan, di Eropa, Asia Tengah, maupun Timur Tengah, tetapi praktek pembuatan keju menyebar ke Eropa sebelum zaman Romawi Kuno, dan penurut Pliny, pembuatan keju telah menjadi usaha yang terkoordinasi pada masa Kekaisaran Romawi.

Perkiraan awal adanya pembuatan keju adalah antara 8000 SM (ketika domba mulai diternakkan) sampai 3000 SM. Pembuat keju pertama diperkirakan adalah manusia di Timur Tengah atau suku-suku nomaden di Asia Tengah. Bukti arkeologis pertama tentang pembuatan keju ditemukan pada mural di makam Mesir Kuno, yang dibuat pada 2000 SM.
Mitologi Yunani Kuno menyebutkan Aristaeus sebagai penemu keju. Odyssey tulisan Homer (800 SM) mengatakan bahwa Cyclops membuat keju dengan menggunakan dan menyimpan susu domba dan kambing.

Pada masa Romawi Kuno, keju sudah menjadi makanan sehari-hari, dan pembuatan keju telah menjadi usaha yang telah teratur, tidak jauh berbeda dengan pada masa kini. De Re Rustica tulisan Columella (65 M) menceritakan pembuatan keju dengan rennet, proses menghilangkan kandungan air, penggaraman, dan proses penuaan. Natural History karya Pliny (77 M) memiliki bab (XI, 97) yang menjelaskan berbagai jenis keju yang dikonsumsi oleh orang Romawi pada awal Kekaisaran Romawi.

Kekaisaran Romawi menyebarkan cara teknik pembuatan keju yang seragam di Eropa, serta memperkenalkan pembuatan keju ke daerah yang belum mengetahuinya. Dengan kejatuhan Kekaisaran Romawi, variasi pembuatan keju di Eropa semakin banyak. Dengan daerah-daerah tertentu mengembangkan teknik pembuatan keju yang berbeda-beda. Perancis dan Italy masing-masing saat ini memiliki sekitar 400 macam keju. Namun, kemajuan seni pembuatan keju mulai menurun beberapa abad setelah kejatuhan Roma. Banyak keju yang dikenal pada masa kini pertama kali didokumentasikan pada zaman Pertengahan atau setelahnya, misalnya keju Cheddar pada 1500 M, keju Parmesan pada 1597, keju Gouda pada 1697, dan keju Camembert pada 1791.

Keju dibedakan pertama-tama dari cara pembuatan. Ada dua kelompok besar keju: keju segar dan keju padat. Keju segar tidak mengalami proses pemasakan dan pengepresan. Warnanya putih dan dimakan seperti mentega: dioleskan, atau jika dipadatkan ia dikemas dalam air. Termasuk ke dalam jenis ini adalah Mozzarella.

Keju padat, sebaliknya, dibuat dengan pemadatan, pemanasan, pengepresan, dan, yang paling menentukan, pematangan. Keju yang belum lama mengalami pematangan dapat disebut sebagai keju muda. Semakin lama, ia menjadi keju tua. Keju padat biasanya kering, untuk diiris atau dilelehkan.

Walaupun sulit untuk menyebutkan semua macam keju berikut dipaparkan beberapa keju populer. Di Perancis umpamanya, pada beberapa daerah setiap desa memiliki keju khasnya sendiri, sehingga sulit untuk menyebutkannya secara lengkap.

Keju Belanda
Keju asal negeri Belanda yang terkenal adalah Gouda dan Edam. Keduanya dinamai dari nama tempat. Kedua jenis keju ini adalah keju "muda" (usia pemasakan singkat, empat bulan). Rasanya netral. Bentuk kemasan Gouda yang khas adalah seperti bulatan gepeng berlapis "kulit" warna merah atau kuning.

Keju Swiss
Keju Swiss yang khas dikenal karena memiliki banyak rongga-rongga udara di dalamnya. Rongga-rongga ini terbentuk sewaktu proses pematangan, akibat akumulasi karbondioksida dalam tahap pematangan. Dua jenis yang populer adalah Emmental dan Appenzell. Keju Emmental matang setelah penyimpanan minimal empat bulan, memiliki rasa manis. Keju ini dapat diparut lalu dipanaskan dalam oven sebagai penutup schotel. Appenzell dijual dalam berbagai umur kematangan, tetapi pasti lebih dari enam minggu. Keju ini lebih beraroma dan rasanya lebih kuat dan lebih asin. Jenis lainnya adalah Gruyère, dengan rasa lebih kuat daripada Appenzell, yang cocok untuk fondue serta menemani roti dan anggur.

Keju Inggris
Salah satu keju Inggris yang paling terkenal adalah keju Cheddar yang banyak dijual di Indonesia dengan berbagai merek. Selain itu, Inggris juga dikenal dengan keju Stilton, keju Bonchester, keju Buxton Blue, keju Dovedale, dan keju Swaledale.

Keju Spanyol
Keju Manchego memiliki kulit berwarna hitam. Keju biri-biri dari La Mancha ini bila berumur dua bulan disebut curado, selanjutnya disebut viejo (keju dalam bahasa Spanyol). Keju ini memiliki rasa rempah dan gurih, dan biasa dimakan bersama minyak zaitun, buah kurma, atau selai.

Keju Italia
Keju lunak Italia yang dikenal adalah Pecorino, yang lebih pedas dari Manchego. Keju Parmesan dan Pecorino biasa dipakai menemani pasta. Mozarella adalah keju segar yang biasa dimakan untuk sarapan.

Keju Prancis
Tête de Moine ("kepala sang biarawan", karena bentuknya) adalah keju lunak dengan rasa rempah yang agak kuat. Keju ini dapat dimakan bersama roti atau menemani asinan. Prancis juga terkenal dengan keju kambingnya, yang dikenal luas sebagai Chèvre. Apabila masih muda, keju ini netral, beraroma lemah, namun semakin matang aroma dan rasanya semakin kuat. Keju ini serba guna: dapat menemani roti, selai, cuka, asinan, atau diolah lebih lanjut.

Keju Jerman
Daerah pegunungan selatan Jerman memiliki keju Schönegg, yang berasal dari Allgäu. Keju yang matang setelah setahun ini memiliki sentuhan sedikit asin dan manis. Kulitnya dapat dimakan. Sebagaimana keju Swiss, keju ini memiliki rongga-rongga.

Pembuatan keju
Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang mirip. Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu.

Dalam pembuatan keju, tahap pertama setelah air susu diperoleh, susu kemudian dipasteurisasi. Ini adalah proses yang umum. Ada pula beberapa produsen yang membuat keju dari susu "mentah", dengan pemanasan 40°C berulang-ulang, namun banyak produsen yang menyangsikan proses ini karena alasan higiene. Perempuan hamil tidak diperkenankan makan keju dari susu "mentah".

Keju dibentuk dari susu dengan menghilangkan kandungan airnya dengan menggunakan kombinasi rennet dan pengasaman. Bakteri juga digunakan pada pengasaman susu untuk menambahkan tekstur dan rasa pada keju. Pembuatan keju tertentu juga menggunakan jamur.
Sumber dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Keju

Pemilihan keju yang halal amatlah penting bagi kita umat Islam. Dengan tidak disangka2, saya telah dapat maklumat tersebut apabila saya melayari blog penulis dan chef yang terkenal iaitu Pn Norzailina Nordin. Sila teruskan pembacaan anda untuk kebaikan kita bersama.

Memilih keju halal
Terdapat pelbagai jenis keju dijual dipasaraya. Jadi, bagaimana memilih yang HALAL?

*Pastikan ada logo HALAL dari pengeluar di negara berkenaan. Contohnya, keju dari Australia mesti ada logo Australian Halal Board. Begitu juga keju dari France, New Zealand dan lain2.

*Rennet - bahan yang digunakan bagi menukar susu kepada pepejal keju. Biasanya ia diperbuat daripada bahagian dalaman perut binatang seperti lembu dan sebagainya. Jikalau lembu tidak disembelih mengikut keperluan agama Islam, bermakna ia tidak halal dimakan. Kebanyakan keju dari Eropah menggunakan rennet daripada binatang.

Hanya pilih rennet :
- microbial rennet (diperbuat dari microbes, termasuk fungi dan bakteria).
- non-animal rennet (diperbuat daripada bahan kimia lain atau sumber bukan binatang).
- vegetable rennet (diproses daripada sumber tumbuh2an).

*Kini sudah ada keju yang tidak menggunakan rennet langsung tetapi melalui proses pemerapan (fermentation).

*Keju lembut (soft cheeses) seperti krim keju tidak menggunakan rennet dalam pembuatannya.
*Baca setiap paket keju yang dibeli kerana ia mungkin halal dalam bentuk sebuku (block) tetapi tidak halal dalam paket yang sudah diparut (ready grated).

*Keju dalam bentuk serbuk (kering) seperti Parmesan juga mungkin tidak halal, jadi berhati2lah selalu. Parmesan sering dihidangkan di restoran bersama Caesar Salad atau Spaghetti Bolognese.
Sekarang ini telah ada keju buatan bumiputera Islam dari produk kelapa sawit jenama D'Qisra. Untuk keterangan lanjut, layari laman web http://www.dqisra.com/.

2 ulasan:

  1. akak cheese cake yg i buat tu halal la... i guna cheese mother's choice... i dah tengok rauan dia.... rennet

    BalasPadam
  2. ok...tk kerana kavi begitu perihatin.

    BalasPadam